-
Malik
Ilahude
-
Ilman
Halaq
-
Hamida
M. Pulubolo
-
Nurfiani
Karim
-
Sisilya
Makuta
-
Alan
W. Ali
-
Frangki
Hamdata
-
Mahmud
Dali
-
Amalia
Frinka D. Mado
-
Setiawan
-
Yayun
Lihawa
Dosen Pembimbing
Ibu Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
Proses Terbentuknya Pulau Nusa Tenggara
Secara geologi, kebanyakan
pulau-pulau penyusun Nusa Tenggara muda umurnya, dari 1-15 juta tahun saja
(Audley-Charles, 1987) dan terjadi sebagai pulau-pulau oseanik yang tak pernah
terjadi berhubungan dengan massa kontinen besar. Pulau-pulau ini terjadi di
tempat sebagai busur kepulauan akibat proses subduksi antara lempeng samudera
Hindia dengan lempeng samudera di sebelah timur-tenggara Sunda-land. Umurnya
yang muda dan isolasinya dari daratan besar akan berpengaruh terhadap evolusi
flora dan faunanya. Migrasi spesies terbatas, dan spesies yang berhasil
mengkoloni pulau-pulau ini kemudian akan terisolasi, lalu cenderung berevolusi
menjadi biota endemik.
Pulau-pulau di Nusa Tenggara
mengikuti dua busur, bagian timur Busur Sunda (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores
bagian barat), dan bagian barat Busur Banda (Flores bagian timur, Alor, Wetar,
Romang, Damar, Teun, Nila, Serua). Di mana batas ini sesungguhnya masih
diperdebatkan. Sumba merupakan blok ekslusif dalam hal ini. Uniknya, susunan
dua busur ini diikuti pula oleh dua sistem palung yang berbeda. Palung yang
berasosiasi dengan Busur Sunda adalah Palung Sunda (Sunda Trench) di selatan
Bali-Sumbawa yang menunjam membentuk palung dengan kedalaman 6 km. Di sini
lempeng samudera Hindia menunjam ke bawah Nusa Tenggara. Sistem palung ini berhenti
di sebelah selatan Pulau Sumba. Lalu sistem palung berkitnya adalah Palung
Timor (Timor Trough), yang dimulai di sebelah selatan Pulau Sumba ke arah
timurlaut. Di sini lempeng benua Australia menunjam di bawah Nusa Tenggara dan
Timor-Tanimbar sampai kedalaman 3 km.
Bila subduksi lempeng samudera
Hindia di Palung Sunda telah membentuk pulau-pulau volkanik busur kepulauan
Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, dan
Serua; maka penunjaman lempeng benua Australia di Palung Timor-Tanimbar telah
membentuk pulau-pulau nonvolkanik yang disusun oleh mélange dimulai dari Rote,
Timor, dan Tanimbar. Dua sistem busur kepulauan ini telah membentuk dua sistem
busur kepulauan, yaitu busur kepulauan sebelah dalam yang volkanik – inner
volcanic island arc (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Romang, Damar,
Teun, Nila, dan Serua) dan busur kepulauan sebelah luar yang nonvolcanic –
outer nonvolcanic island arc (Rote, Timor, Tanimbar).
Meskipun demikian, perlu
diketahui bahwa pembagian menjadi dua sistem busur kepulauan ini hanya
penyederhanaan. Evolusi busur kepulauan dalam yang volkanik mulai dari Flores
bagian timur sampai Serua (Busur Banda) lebih kompleks daripada Busur Sunda
(Bali, Lombok, Sumbawa, Flores bagian barat). Pulau-pulau volkanik Busur Banda
sejak Pliosen (5 juta tahun yang lalu) berada di belakang sistem penunjaman
Palung Timor, dan ini telah memengaruhi karakter tektonik dan volkanisme
pulau-pulau ini yang berhubungan dengan adanya lempeng samudera tua yang
terletak di depan lempeng benua Australia yang terseret masuk ke dalam Palung
Timor.
Sesunguhnya, banyak pulau di
Nusa Tenggara baru muncul di antara 10-1 juta tahun yang lalu. Pulau-pulau yang
membentuk busur kepulauan sebelah dalam yang volkanik (Bali, Lombok, Sumbawa,
Komodo, Flores, Solor, Adonara, Lomblen, Pantar, Alor, Atauro, Wetar, Romang,
Damar, Teun, Nila, Serua, Manuk) merupakan pulau-pulau volkanik muda yang
terjadi dan muncul di permukaan pada Miosen Akhir-Pliosen. Pulau-pulau volkanik
ini sering mempunyai batugamping terumbu di tepinya, atau material sedimen
lainnya yang dierosi dari badan utama pulau dan tumbuh di antara lidah-lidah
lava atau bentuk ekstrusi lainnya.
Lombok dan Sumbawa merupakan pulau-pulau di Busur Sunda yang paling timur, sebagian ada yang mengatakan Komodo dan Flores bagian barat merupakan kelanjutannya meskipun bisa diperdebatkan. Diskontinuitas antara Busur Sunda dan Busur Sumba dipisahkan oleh Sumba Fracture. Menarik mengkaji lebih jauh Pulau Komodo di “junction” antara dua sistem busur ini dan posisi Pulau Sumba di sebelah selatannya.
Lombok dan Sumbawa merupakan pulau-pulau di Busur Sunda yang paling timur, sebagian ada yang mengatakan Komodo dan Flores bagian barat merupakan kelanjutannya meskipun bisa diperdebatkan. Diskontinuitas antara Busur Sunda dan Busur Sumba dipisahkan oleh Sumba Fracture. Menarik mengkaji lebih jauh Pulau Komodo di “junction” antara dua sistem busur ini dan posisi Pulau Sumba di sebelah selatannya.
Secara umum, dari Bali ke
Lombok, ke Sumbawa dan terus sampai ke timurnya umur batuannya yang ekivalen
secara litologi semakin muda umurnya. Ini menunjukkan bahwa pembentukan
pulau-pulau Nusa Tenggara dimulai dari barat ke timur.
Referensi:
Satyana, Awang.”Evolusi Geologi
Nusa Tenggara”.04 November 2015. http://tektonesiana.org/notes/awangs-memoirs/248-evolusi-geologi-nusa-tenggara/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar