Selasa, 03 November 2015

proses terbentuknya pulau papua


TUGAS GEOLOGI INDONESIA
PROSES TERBENTUKNYA PULAU PAPUA

OLEH:
Kelompok 1


-          Malik Ilahude
-          Ilman Halaq
-          Hamida M. Pulubolo
-          Nurfiani Karim
-          Sisilya Makuta
-          Alan W. Ali
-          Frangki Hamdata
-          Mahmud Dali
-          Amalia Frinka D. Mado
-          Setiawan
-          Yayun Lihawa





Dosen Pembimbing
Ibu Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
Proses Terbentuknya Pulau Papua


Pulau Papua adalah pulau yang terbentuk dari endapan (Sedimentation) benua Australia dan pertemuan/tumbukkan antara lempeng Asia (Sunda Shelf) dan lempeng Australia (Sahul Shelf) serta lempeng Pasifik sehingga mengangkat endapan tersebut dari dasar laut Pasifik yang paling dalam ke atas permukaan laut menjadi sebuah daratan baru di bagian Utara Australia. Proses pertemuan/tumbukkan lempeng dalam ilmu Geologi disebut Convergent. Pertemua/tubukkan lempeng ini sehingga menyebabkan terbentuknya gugusan pegunungan Tengah dan gugusan pegunungan di wilayah Kepala Burung. (Hamilton, 1979; Dow et al., 1988).


Pemisahan daratan Papua, Australia, dan Antartika oleh air laut berawal dari berakhirnya zaman es yang diperkirakan terjadi sekitar 15.000 tahun yang lalu.  Papua merupakan lempeng Australia sehingga dapat ditemukan berbagai jenis bebatuan yang mirip antara Australia dan Papua. Proses pengangkatan pulau Papua dari Dasar lautan Pasifik sehingga kini telah ditemukan berbagai kerang (bia) dan pasir laut di berbagai wilayah pegunungan Tengah dan Pegunungan Kepala Burung. Akibat pengangkatan ini akhirnya pulau Papua mulai terhubung dengan benua Australia sehingga mulai terjadi migrasi Hewan dan Manusia dari daratan Australia ke wilayah Papua sebelum terjadinya pencairan es di kutub akibat adanya pemanasan global. Proses geologi Papua ini baru terjadi sekitar 60an jutaan tahun silam sehingga masih bisa ditemukan kerang di wilayah daratan Papua.
    a. Periode oligosen sampai pertengahan miosen (35,5 juta tahun)


            Pada bagian belakang busur lempeng kontinental Australia terjadi pemekaran yang mengontrol proses sedimentasi dari kelompok batu gamping New Guinea selama oligosen awal miosen dan pergerakan lempeng ke arah utara berlangsung cepat dan menerus.
            Pada bagian tepi utara lempeng samudra solomon terjadi aktivitas penunjaman, membentuk perkembangan busur melanesia pada bagian dasar kerak samudra selama periode 44-24 juta tahun yang lampau (JT). Kejadian ini sering kedudukannya dengan kompleks intrusi yang terjadi pada oligosen awal miosen seperti yang terjadi di Kepatusan Bacan, Kompleks phorpiri West Delta Kali Sute di kepala burung Papua. Selanjutnya pada pertengahan miosen terjadi pembentukan ophiolit pada bagian tepi selatan lempeng samudra Solomon dan pada baian utara dan timur laut lempeng Australia. Kejadian ini membentuk sabuk ofiolit Papua dan pada bagian kepala burung Papua diekspresikan oleh adanya formasi Tamrau.
            Pada akhir miosen terjadi aktifitas penunjaman pada lempeng samudra Solomon ke arah utara membentk busur Melanesia dan ke arah selatan masuk ke lempeng Australia membentuk busur kontinen Calc Alkali Moon Utawa dan busur Maramuni di NewGuinea

b.   Periode miosen akhir sampai plitosen (15-2 juta tahun lalu)

            Mulai dari meosen tengah bagian tepi utara lempeng Australia di New Guinea sangat dipengaruhi oleh karakteristik penunjaman dari lempeng Solomon. Pelelehan sebagian ini mengakibatkan pembentukkan busur Maramuni dan Moon-Utawa yang diperkirakan berusia 18-7 JT. Busur vulkanik Moon ini merupakan tempat erjadinya prospek emas sulfida ephitermal dan logam dasar seperti di daerah Apha dan Unigolf, sedangkan Maramuni di utara, lempeng samudra Solomon menunjam terus di bawah busur Melanesia mengakibatkan adanya penciutan ukuran selama miosen akhir.
            Pada 10 JT, pergerakan lempeng Australia terus berlanjut dan pengrusakkan pada lempeg samudra Solomon terus belangsung mengakibatkan tumbukan diperbatasan bagian utara dengan busur Melanesia. Busur tersebut terdiri dari gundukan tebal busur kepulauan gunung api dan sedimen depan busur membentuk bagian landasan sayap miosen seperti yang diekspresikan oleh Gunungapi Mandi di Blok Tosem dan Gunungapi Batanta dan Blok Arfak.
            Kemiringan tumbukan ini mengakibatkan kenampakan terbentuk sutur antara busur Melanesia dan bagian tepi utara lempeng Australia yang diduduki oleh Busur Gunungapi Mandi dan Arfak terus berlangsung hingga 10 JT yang lalu dan merupakan akgir dan penunjaman pada perkembangan dari busur Moon Utawa. Kenampakan seperti jahitan ditafsirkan dari bentukan tertutup dari barat ke timur mulai dari Sorong, Koor, Ransiki, Yapen, dan Ramu Zona Patahan Markam.

                        Paska tumbukan gerakan mengiri searah kemiringan ditafsirkan terjadi sepanjang Sorong, Yapen, Bintuni, dan Zona Patahan Aiduna, membentuk kerangka tektonik di daerah kepala burung.Hal ini diakibatkan oleh pergerakan mencukur dari kepala tepi utara dari lempeng Australia. Kejadian yang berasosiasi dengan tumbukan busur Melanesia ini menggembarkan bahwa pada akhir miosen usia bagian barat lebih muda dibanding dengan bagian timur. Intensitas perubahan kearah kemiringan tumbukan semakin bertambah ke arah timur.Akibat tumbukan tersebut memberikan perubahan yang sangat signifikan dibagian cekungan.

            Paparan di bagian selatan mengarahkan mekanisme perkembangan jalur sesar naik papua.Zona selatan tumbukan yang berasosiasi dengan sesar searah kemiringan konfergensi antara pergerakan ke utara lempeng Australia dan pergerakan ke barat lempeng Pasific mengakibatkan terjadinya resultante NE-SW tekanan deformasi.Hal itu mengakibatkan pergerakan evolusi tektonik Papua cenderung ke arah utara-barat sampai sekarang.

Referensi:
Anari, John.”Terbentuknya Pulau Papua (Geology Papua)”. 31 Oktober 2015.                               http://rajawalinews.com/3723/terbentuknya-pulau-papua-geology-papua/
Margotomo, Fransiskus.“Misteri Pulau Berusia Jutaan Tahun”. 31 Oktober 2015. https://misteridigital.wordpress.com/2007/06/30/misteri-pulau-berusia-jutaan-tahun/
Nawipa, Demianus.”Tektonik Geologi Papua”. 31 Oktober 2015.      https://demimaki.wordpress.com/biokisah/tektonik-geologi-papua/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar